Oleh Moh Ilyas
Barangkali jika sekedar membaca judul tulisan ini, tak akan terbesit arah pikiran yang menggambarkan perjalanan sebuah hari yang tak terhenti oleh kerumunan waktu dalam proses awal liputanku. Judul ini sengaja aku buat dengan sebuah alasan, hari ini adalah hari terakhir di bulan pertama pergumulan diriku dalam dunia pers di kota Depok.
Masih cukup lekat tanggal dan pengalaman meliput pada bulan ini. Senin (11/1) aku menginjakkan kaki perdana dalam liputan di Kota Depok, tapi saat itu belum untuk dimuat. Meski begitu, aku belajar mengenali diri dan lingkungan di sana. Aku mengikuti kawan-kawan jurnalis di sana, seperti Jurnal Nasional, Seputar Indonesia, okezone.com, Duta Masyarakat, Indo Pos dan Pelita. Mereka cukup ramah bertegur sapa denganku, yang notabene sebagai orang baru bagi mereka.
Seminggu ku jalani dengan gumpalan asa di benakku. Namun, ketika ku intip tulisanku tak pernah ada di Harian Republika ataupun di Republika Online (rol) membuat ghirahku “sedikit turun tangga”. Memang, waktu itu sebenarnya bukan untuk diterbitkan, tapi hanya untuk belajar menyesuaikan diri dan membaca “dunia Depok”.
Baru pada Senin (18/1), dua tulisanku resmi dimuat di Harian Republika, halaman 16. Itu pun, salah satunya langsung jadi headline dengan judul ”Samling Lebih Hemat Waktu.” Sungguh suatu kebahagiaan yang tak bisa ku tahan.
***
Udah dulu, ne ada anak Pamekasan mau ke tempatku, dah ada di depan RS. Budhi Jaya, Saharjo. Ne sakedar cerita ya, tapi riil-loh...
Saharjo Lontar, 31/1/2010
Pukul, 20.39 WIB
No comments:
Post a Comment
Leburkan semua unek-unekmu tentang blog ini...!