Welcome to Ilyas' Site

Monday, September 23, 2013

Garuda Muda, "Sang Juru Selamat"


Oleh:  Moh. Ilyas

Jutaan mata menatap layar kaca. Dari kelopak mata mereka berlinang air mata, dada mereka pun berdegup kencang diselimuti kekhawatiran antara menang dan kalah. Dari mulut mereka terdengar suara-suara teriakan, "Ayoo Indonesia..."

Itulah sekilas singkat situasi masyarakat kita kala menonton Final AFF antara Timnas Indonesia U-19 melawan Timnas Vietnam U-19 di Stadion Gelora Deltra Sidoarjo, Minggu (22/9/2013) malam.

Sepintas, penggambaran di atas, terkesan agak dramatis atau bahkan bombastis, tapi sebenarnya yang terjadi memang tidak jauh dari situasi itu. Kita, masyarakat bangsa Indonesia seperti turut terlibat dalam pertempuran di lapangan hijau untuk membawa garuda terbang tinggi.

Situasi di atas bagi bangsa ini adalah wajar terjadi. Jika kita amati, kalimat di atas merupakan bentuk kerinduan anak-anak bangsa terhadap prestasi bangsanya di dunia internasional dalam segala bidang, sekecil apapun, dalam bentuk apapun, tidak hanya dalam dunia sepakbola.

Apalagi di dunia sepakbola sudah bertahun-tahun Indonesia nir prestasi. Di ajang Asian Cup, Piala Asia, Liga Champion Asia, Kualifikasi Piala Dunia, hingga Sea Games yang dipupus Malaysia di babak Final, 2011 lalu. Indonesia nyaris tak bisa dibanggakan dalam hal prestasi.

Barangkala jika kita ditanya tentang sepakbola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, maka yang langsung tergambar di benak kita adalah konflik. Di luar isu korupsi yang merebak, adalah masalah kekacauan hingga dualisme di tubuh PSSI sebagai pengelola sepakbola Tanah Air. PSSI di satu sisi dan KPSI di sisi yang lain. Sepakbola Indonesia begitu lama mendekam di balik jeruji konflik, hingga akhirnya, setelah sekian lama meluluhlantakkan persepakbolaan Indonesia, ditemukanlah solusi meredakan konflik, sekaligus menyatukan sepakbola kita.

Dengan kembali bersatunya dua kubu yang bertikai, yakni PSSI dan KPSI, kita bisa menghirup udara segar sembari kembali mencurahkan harapan untuk kebangkitan Indonesia. Kemenangan Garuda Muda ini, adalah buah dari harapan itu.

"Juru Selamat" Bangsa

Sesaat setelah Pasukan Garuda Muda memastikan diri sebagai juara, ribuan do'a dan kalimah syukur dilontarkan. Bahkan tangis bahagia pun pecah di berbagai titik. Kegembiraan menaungi langit Indonesia.

Namun, ada sisi lain yang penulis jumpai dalam beberapa media sosial. Sebuah ungkapan semisal, "Alhamdulillah, sejenak bisa melupakan kebusukan para koruptor di Indonesia". Ada pula yang menulis, "Mari lupakan kesengsaraan rakyat sejenak, kita syukuri prestasi ini." "Saatnya rakyat melupakan naiknya harga kedelai."

Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa dada kita sudah cukup lama sesak, bahkan hati kita cukup lama menjerit karena ketidakadilan, hukum yang diperjual-belikan, data-data kemakmuran rakyat yang hanya ditulis di balik meja, sehingga tak sesuai antara fakta banyaknya rakyat yang kelaparan dengan angka kemiskinan di Badan Pusat Statistik.

Ini belum lagi soal fakta-fakta kekecewaan terhadap politisi dan pejabat negara kita. Di saat mereka dibutuhkan rakyat, mereka ramai-ramai korupsi. Menteri korupsi, anggota DPR korupsi, PNS korupsi, bahkan pejabat sekelas guru besar pun terlibat skandal korupsi. Rakyat betul-betul shock dengan bangsanya sendiri.

Bahkan, penegak hukum pun yang mestinya menegakkan hukum juga korupsi. Inilah puncak gunung es kekecewaan rakyat. Rakyat pun kian pesimis, apa sebenarnya yang bisa dibanggakan dari bangsa ini ketika semua sektor hasil bumi dijarah secara berjamaah, ketika semua aparat negara dari presiden hingga lurah dan Ketua RT tak lagi bisa dipercaya, dan atau ketika anak-anak bangsanya dibiarkan telantar dan putus sekolah karena mahalnya biaya sekolah? Apa yang bisa dibanggakan, ketika, ketika, dan ketika.

Kita tentu tidak boleh menjadi bangsa pesimis. Tetapi, tak bisa diingkari bahwa bangsa ini tengah diselimuti berbagai kekecawaan.

Maka di saat demikian, prestasi skuad Timnas Indonesia U-19 yang menjuarai Piala AFF, menjadi pelipur lara, menjadi obat penawar, sekaligus penyelamat bangsa ini. Dengan prestasi ini, masyarakat kian percaya, bangsa ini masih bisa lebih baik, tidak hanya di sektor persepakbolaan, tetapi di berbagai sektor lainnya. Kita tetap harus menjadi bangsa yang optimis. Jayalah Garudaku! Terbanglah setinggi mungkin!

* Tulisan ini dimuat sebagai Tajuk di portal online, Sayangi.com, pada Senin, 23 September 2013 22:02

No comments:

Post a Comment

Leburkan semua unek-unekmu tentang blog ini...!