Welcome to Ilyas' Site

Friday, October 24, 2014

UJIAN HIDUP











Bila semua niat tercapai,
Semua impian sampai,
Dan semua kenikmatan telah digapai.
Lalu apa lagi yang masih kau pikirkan? Bukankah kau sudah bahagia?

Betul. Kita mungkin bahagia, saat semua itu terjadi.
Tapi hidup, kadang tak sesederhana itu.
Hidup itu misteri.
Ia bisa berjalan, tanpa kita mengerti ke mana arah yang hendak dituju.
Tanpa kita bisa prediksi, bagaimana ujung petualangannya.

Di sanalah kan tercipta perubahan.
Kenikmatan tiba-tiba berbuntut kesedihan.
Impian seolah kembali tenggelam.
Kebahagiaan pun bak sirna diterpa badai.
Kenikmatan seakan tinggal kenangan.
Berlalu, tanpa dimengerti.

Itulah jalan manusia.
Jalan yang berliku, dan kadang juga berduri.
Jalan terjal, yang kadang, tak bisa dipahami akal sehat,
Jalan panjang yang sungguh melelahkan.

Tapi,
Sesungguhnya, tak perlu ada sesal mendalam kala melintasinya,
Tak perlu pula ada tangis, atau sedih yang mengalahkan semuanya.
Tak perlu ada rasa kecewa.
Karena, jalan itulah jalanmu,
Jalan yang sengaja dicipta untukmu.

Andai saja kau tahu di ujung jalan itu,
Andai saja kau mengerti di balik misteri itu,
Kau takkan pernah menggerutu,
Apalagi menyesali setiap yang terjadi.
Kau kan belajar bahagia menerimanya,
Karena ada segenggam hikmah yang tak pernah kau bayangkan tanpanya.

Ujian di balik jalan itu kan membuatmu tegar,
Kan membuatmu belajar,
Kan mengawalmu membaca tentang hidup dan dinamikanya,
Kan meluruskan langkahmu,
Tuk mengantarkanmu pada kesempurnaan.

Tahukah kau,
Cinta-Nya tak berdiri sendiri.
Ia hadir dengan dinamika yang mengiringinya.
Cinta-Nya hadir bersama ujian yang Dia berikan.
Karena Ia tahu, kebahagiaan takkan lahir tanpa ujian yang melintasinya.

Berbahagialah mereka yang diuji,
Berbahagialah mereka yang tengah tegar menjalani ujian itu.
Karena mereka kan segera 'naik kelas' menuju kesejatian.
Mereka akan bahagia, selamanya.

Pangadegan, 24/10/2014
Pukul 19.40 WIB

Wednesday, October 22, 2014

Dunia Adalah Kita

@Garuda Indonesia, Agustus 2014
Aku adalah aku 
Yang hidup di antara para pengelana 
Yang bertanya dan menjawab tentang dunia, 
Sendiri, tanpa ada peduli...  

Ku yakin, kamu adalah kamu 
Yang berjalan di antara para ksatria 
Yang bersimbah dalam 'pelukan' maya,
Duniamu, tak kan pernah kau campakkan, 
Melainkan hanya untukmu seorang...  

Tapi... 
Itu semua hanya tentang tempo dulu, 
Yang sudah terurai oleh Sang Waktu. 
Kini, Aku sudah tidak lagi menjadi aku. 
Kamu pun juga bukan dirimu yang dulu...  

Aku sudah menyelami duniamu, dunia hati dan jiwamu, 
Tuk meraih mutiara indahmu... 
Kamu pun, tak kan lari dari sebuah takdir penyatuan ini,
Dirimu sudah melebur dlm sanubariku, 
Menyatukan serpihan-serpihan rasa yg berserak 

Ya, kini aku tak lagi banyak tahu tentangku, 
Tentang jalan takdirQ, 
Aku pula tak lagi menyirami taman duniaku, 
Karena duniaQ takkan pernah lagi sempurna tanpa duniamu...  

Ku tahu, dunia ini hanya misteri... 
Kamulah dunia yg sebenarnya,
Yang menyimpan ribuan kalimat hakiki, 
Tentang hidup dan jembatan-jembatan yang mengiringinya. 
Kamulah duniaku, satu-satunya.  

Aku pun larut dalam bayangan yg sama, tentang duniamu... 
Benar, akulah duniamu, 
Yang mengisi catatan hari-harimu dengan kisah-kisah sejati
Kita, bersatu dalam dunia. 
Berbagi dalam doa dan asa. 
Untuk mengisi seluruh masa. 

Dunia adalah kita... 
Yas & Fi

Pangadegan-III, Jaksel, 
Kamis 2/9/2014 Pukul 01.20 WIB

Sunday, October 19, 2014

YASFI

Mohammad Ilyas & Lefi Henda Maulina

Guratan sejarah antara dua insan,
Di lorong hidup nan damai,
Tak ada asap menggumpal,
Tak ada pula api berkobar.

Lonceng persatuan tak pula bersuara,
Tuk ingatkan peristiwa,
Tak ada berkas cahaya menebar memberi tanda,
Tak ada pula nada-nada merdu nan membubung di atas kepala,
Tak ada.

Hingga suatu malam,
Dering tiba-tiba menyapa,
Membangunkan waktu di ujung alpa,
Sang Rembulan dan Sang Surya mulai larut dalam bisikan...

Tapi, waktu itu pergi begitu saja.
Berjuta bisikan pun berlalu...
Melewati irama yang tiada pasti.
Tak ada kobaran apii, walau tampak asap menepi.
Yang ada, hanyalah sisa alam imajinasi.

Lama tertutup awan,
langit tiba-tiba kembali tersenyum.
Sang Surya pun beranjak naik dari peraduannya...
Menyapa Sang Rembulan,
Bertanya, tentang masa dan sejuta asa.

Ini waktu sudah hampir senja
Kata Sang Surya, yang juga diamini Sang Rembulan.
Lama bertutur dan bercanda dalam dunia maya
Keduanya pun ingin pergi ke dunia nyata
Tuk bersua,
Takdir pun terjadi.
Sepasang kekasih telah berjanji,
Sehidup semati Diselimuti ikatan suci,
Diikat dalam bingkai “YASFI”.

Pangadegan-East Tebet, 7/10/2014 
Pukul 19.54 WIB.